Kamis, 16 Februari 2012

Tips Aman Berkendara


Akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan mengerikan yang kita baca di media. Masih ingat dengan "kejadian pengemudi Xenia maut" dan kecelakaan beruntun di daerah Puncak? Apa yang salah? Jika kita memperhatikan aspek keselamatan dan menggunakan sikap masuk akal, itu bisa membantu kita terhindar dari banyak kecelakaan.

  • Batas Kecepatan, Sabuk Pengaman, dan SMS. Di beberapa jalan mungkin batas kecepatan tampak agak rendah. Tapi, melampaui batas kecepatan itu biasanya tidak banyak mempengaruhi waktu tempuh untuk tiba di tempat tujuan. Misalnya, kalau jarak tempuhnya 50km, menambah kecepatan dari 80 km/jam menjadi 100km/jam hanya akan menghemat waktu sekitar 7 menit. Apakah kita mau mengambil resiko celaka untuk waktu sesingkat itu? Sabuk pengaman dirancang untuk keselamatan, jadi itu wajib dipakai. Di AS, sebuah catatan menyatakan bahwa sabuk pengaman menyelamatkan lebih dari 72.000 nyawa antara tahun 2005-2009. Ada alat keselamatan lain berupa kantung udara pada jenis kendaraan tertentu. Tapi itu tidak menggantikan fungsi sabuk pengaman. Kantung udara bisa lebih melindungi jika disertai sabuk pengaman. Jika kita tidak pakai sabuk pengaman, kantung udara tidak akan berfungsi dengan efektif malahan bisa berbahaya.
  • Kondisi Jalan. Daya cengkeram ban berkurang di jalan yang basah, berdebu, berpasir, atau berbatu. Di sinilah kita bersikap masuk akal untuk mengurangi kecepatan supaya lebih kecil kemungkinan untuk selip saat kita mengerem. Di negeri yang terdapat musim dingin, akan lebih aman jika menggunakan ban salju yang punya daya cengkeram yang lebih baik. Persimpangan juga bisa berbahaya. Saat lampu hijau menyala, ada baiknya jika tidak langsung tancap gas, agar bisa terhindar dari tabrakan mobil yang menerobos lampu merah. 
  • Perawatan Kendaraan. Merawat mobil adalah kunci untuk menghindari kecelakaan. Bayangkan jika rem mobil blong. Untuk mencegah kerusakan atau gangguan mekanis, mobil harus diservis secara rutin ke bengkel. Ada yang mengerti tentang mesin, memilih untuk menyervis mobilnya sendiri. Apapun caranya, mobil harus selalu dipastikan dalam keadaan yang baik sebelum dipakai.
  • Alkohol dan Mengemudi (DUI: Driving Under Influence). Seterampil apapun dia mengemudi dan bahkan orang yang sangat bertanggungjawab sekalipun, jika berkendara setelah minum alkohol, mereka tetap beresiko besar untuk mengalami kecelakaan. Catatan di AS tahun 2008, 37.000 orang tewas dalam kecelakaan mobil, sepertiganya melibatkan pengemudi yang minum minuman beralkohol. Sesedikit apapun itu, alkohol bisa menurunkan kesigapan sewaktu mengemudi. Maka lebih baik memang tidak minum jika akan mengemudi.
  • Jangan Menyetir Kalau Mengantuk. Kondisi pengemudi saat mengantuk bisa disamakan seperti pengemudi yang mabuk. Di bawah ini adalah gejala-gejala bahwa Anda tidak aman untuk mengemudi:
          - Susah fokus, mata sering berkedip atau terasa berat
          - Terus-terusan menguap
          - Sulit mempertahankan kepala tetap tegak
          - Lupa harus belok atau tidak memperhatikan rambu
          - Melenceng dari jalur, terlalu mepet dengan kendaraan di depan, atau melewati bahu jalan
          - Tidak bisa mengingat jalur yang sudah dilalui.

Saran-saran ini bisa membantu kita menghindari kecelakaan hanya jika kita menerapkannya. Dengan demikian kita bisa melindungi keselamatan kita dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar